Bisnis.com,
JAKARTA
Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas)
merencanakan pembangunan 14.208 unit hunian murah layak huni di wilayah
Jakarta dan sekitarnya pada 2015 dengan investasi sekitar Rp710,4 miliar.
General Manager Regional Jabodetabek Perum Perumnas Dede E. Maslahat menuturkan komposisi
hunian terdiri dari 11.870 unit rumah susun sederhana milik (rusunami)
dan 2.338 unit rumah sederhana tapak (RST).
Masing-masing proyek
membutuhkan pembiayaan Rp593,5 miliar dan Rp116,9 miliar. Rumah
tapak, lanjutnya, dibangun di Parung Panjang (1.624 unit),
Jonggol (345 unit), Tangerang (166 unit), dan Bekasi (203) unit.
Hunian tersebut rata-rata
terdiri dari dua tipe, yakni luas bangunan 36 m2 dengan luas lahan 90
m2 dan luas bangunan 54 m2 dengan luas lahan 135 m2.
“Di Parung Panjang dan Jonggol merupakan rumah subsidi FLPP, sehingga harga jual masing-masing
berkisar Rp115 juta dan Rp150 juta. Berbeda dengan Tangerang dan
Bekasi yang masing-masingnya dibanderol mulai dari Rp250 jutaan dan
Rp350 jutaan,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (4/5/2015).
Sementara itu, pengembangan rusunami dilakukan di Cengkareng (2.160 unit), Kemayoran
(2.920 unit), Pulo Gebang (1.190 unit), serta Klender dan Kebon Kacang (5.600 unit).
Ada tiga tipe unit yang ditawarkan yakni studio dengan luas 30 m2, 1 kamar tidur dengan luas 36 m2, dan dua
unit kamar tidur dengan luas 45 m2.
Menurut Dede, harga per unit menggunakan standar dari Kementerian PU-Pera, yakni Rp8,9 juta per m2.
Perusahaan menargetkan pembangunan rusunami dapat rampung dalam waktu 18 bulan, sedangkan rumah tapak selesai pada akhir 2015.
“Konstruksi masih tergantung perizinan. Bila pertengahan tahun izin baru terbit,
pengembangan sampai akhir tahun hanya sekitar 40%,” tuturnya.
jatimakmuragung.blogspot.com |
Setiap pengembangan hunian murah tersebut, sambungnya, terintegrasi dengan proyek komersil lainnya dari Perum Perumnas.
Pasalnya, biaya produksi rumah murah tidak bisa tertutup dari
pendapatan penjualan. Secara rata-rata, komposisi hunian murah dan komersil berbanding 60:40.